DUMAI – Menyusul tragedi meninggalnya seorang siswa kelas 2 SD berinisial KB (8) di Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, akibat dugaan perundungan oleh lima kakak kelasnya, Anggota DPRD Kota Dumai dari Fraksi Gerindra, Junjung Simorangkir, mendesak Dinas Pendidikan Kota Dumai untuk segera mengambil langkah konkret dalam mengantisipasi dan mencegah kasus bullying di lingkungan sekolah.
Menurut laporan, KB mengalami perundungan berulang yang diduga bermotif perbedaan suku dan agama, hingga akhirnya meninggal dunia pada 26 Mei 2025 setelah mengalami muntah darah dan kejang-kejang.
Junjung Simorangkir menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap perilaku siswa dan penerapan program pendidikan karakter yang efektif untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif.
Ia meminta Dinas Pendidikan Dumai segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan di sekolah-sekolah, khususnya pada interaksi antar siswa lintas jenjang.
“Kita harus memastikan bahwa sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi seluruh anak, tanpa ada rasa takut atau tekanan dari teman sebayanya, apalagi dari kakak kelas,” ujarnya.
Sebagai langkah konkret, Junjung juga mengusulkan agar Dinas Pendidikan membentuk satuan tugas anti-bullying di setiap sekolah yang terdiri dari guru, orang tua, dan siswa itu sendiri.
“Pencegahan bullying tidak cukup hanya melalui sanksi, tetapi juga harus ditanamkan melalui pendidikan karakter, pelatihan guru, dan pelibatan aktif masyarakat dalam menciptakan budaya saling menghargai di sekolah,” jelasnya.
Dengan kejadian tragis ini sebagai pelajaran penting, DPRD Dumai berharap seluruh pihak terkait dapat memperkuat komitmen untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.**