DUMAI – Bertempat di lantai II ruang rapat Command Center Diskominfotik Kota Dumai, telah dilaksanakan kegiatan Forum Group Discussion (FGD) Aktualisasi Diri Serdik Sespimti Polri Dikreg ke-34 Gelombang I oleh Kombes Pol. Dr. Andri Ananta Yudhistira, S.I.K, M.H, dengan mengangkat tema “Strategi Optimalisasi Pencegahan Tindak Pidana Korupsi pada Pemerintahan Daerah Guna Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dalam Rangka Pembangunan Nasional”.
Acara dibuka oleh sambutan dari Irjen Pol. Drs. Slamet Hadi Supraptoyo, S.H, M.H selaku pembimbing FGD. Ia menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai bentuk kontribusi strategis dari peserta Sespimti terhadap problematika nyata di lapangan. Kamis (05/06/2025).
“FGD ini bukan sekadar diskusi formalitas, tetapi bagian dari tanggung jawab moral dan intelektual untuk menciptakan solusi konkret,” tegasnya.
Kegiatan ini turut dihadiri sejumlah pejabat daerah dan instansi terkait, antara lain Plt. Asisten III Pemko Dumai, Kadis Perdagangan, Kadis Perhubungan, serta Kepala Bapenda dan Bapeda Kota Dumai.
Kapolres Dumai AKBP Hardi Dinata, H, S.I.K, M.M menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum yang sangat baik untuk memperkuat sinergi antara Polri dan pemerintah daerah dalam memberantas tindak pidana korupsi.
“Sinergi ini mutlak diperlukan agar upaya pencegahan tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga proaktif dan strategis,” ujarnya dalam wawancara.
Waka Korp Pemberantasan Tipikor Polri, Brigjen Pol. Boro Windu Danandito dalam pemaparannya menjelaskan bahwa pencegahan korupsi di tingkat daerah harus berbasis pada sistem pengawasan yang terintegrasi dan pelibatan masyarakat.
Sementara itu, pemateri dari Kemendagri yang diwakili Dira Ensyadewa menyoroti pentingnya efisiensi anggaran dalam optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dalam sesi pemaparan utama, Kombes Pol. Dr. Andri Ananta Yudhistira menekankan bahwa pencegahan korupsi harus dimulai dari pembenahan internal birokrasi.
“Korupsi tidak akan bisa diberantas jika aparat pemerintahan tidak memiliki integritas dan transparansi dalam pengelolaan anggaran,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa pentingnya kolaborasi antar lembaga untuk membangun ekosistem pemerintahan yang bersih dan produktif.
Akademisi dari Universitas Riau, Dr. Tengku Munawar Chalil, ST, MPP, dalam pemaparannya menggunakan pendekatan Stochastic Frontier Analysis (SFA) untuk menghitung potensi PAD di Kota Dumai.
Usai kegiatan, kepada awak media Kapolres Dumai AKBP Hardi Dinata, H, S.I.K, M.M menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan yang dinilai sangat relevan dan strategis bagi pembangunan di daerah, khususnya dalam konteks pencegahan tindak pidana korupsi dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kami mengapresiasi inisiatif dari Serdik Sespimti Polri yang menghadirkan gagasan konkret dan analisis mendalam mengenai persoalan korupsi serta potensi PAD di daerah. Ini bukan hanya relevan secara nasional, tapi juga sangat aplikatif di wilayah hukum Kota Dumai,” ujar Kapolres.
“Kami di jajaran Polres Dumai siap mendampingi pemerintah daerah, khususnya dalam membangun sistem pencegahan korupsi yang efektif, seperti digitalisasi layanan publik, peningkatan transparansi, dan penegakan hukum secara profesional,” tambahnya.
Kapolres juga menegaskan bahwa pendekatan kolaboratif harus menjadi landasan dalam membangun tata kelola pemerintahan yang bersih dan akuntabel.
“Tidak ada instansi yang bisa bekerja sendiri. Pencegahan korupsi harus menjadi kerja bersama seluruh elemen – dari pemerintah, aparat penegak hukum, hingga masyarakat sipil. Polri akan menjadi bagian dari solusi, bukan hanya pengawas,” pungkasnya.