TAPTENG – Batu mandi merupakan salah satu objek budaya bersejarah masa lalu di Kabupaten Tapanuli Tengah yang didalam ceritanya memiliki banyak nilai, mulai dari nilai budaya dan kearifan lokal, adat istiadat, nilai kegotongroyongan, hingga batu mandi secara tidak langsung telah menjadi sebuah identitas tersendiri bagi masyarakat Lubuk Tukko Baru dan sekitarnya. Objek dan cerita rakyat tentang batu mandi juga merupakan salah satu warisan budaya lokal yang harus terus dilestarikan dan terus diperkenalkan kepada generasi penerus.
Melihat dan mengingat akan pentingnya dilakukan upaya pelestarian terhadap cerita rakyat batu mandi secara khusus di Kabupaten Tapanuli Tengah, Nur Aida Lumbantobing, S.Pd yang didukung penuh oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Sumatera Utara mengadakan sebuah kegiatan Telusur Cerita Rakyat Batu Mandi yang dilaksanakan di kantor Kelurahan Lubuk Tukko Baru, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah pada Kamis (13/06/24) kemarin.
Nur Aida Lumbantobing kepada media mengatakan bahwa batu mandi ini adalah salah satu warisan budaya lokal yang harus terus diceritakan kepada generasi penerus, khususnya di Kabupaten Tapanuli Tengah. “Kegiatan Menelusuri Cerita Rakyat Batu Mandi ini memiliki tujuan untuk memberikan informasi kepada generasi penerus bahwa batu mandi adalah sebuah warisan budaya yang harus terus dilestarikan”, kata Aida.
Dikatakannya, secara sengaja sasaran kegiatan ini adalah kelompok perempuan, kelompok pemuda, dan juga perwakilan guru sekolah di Kelurahan Lubuk Tukko dengan alasan karena peserta tersebut merupakan generasi penerus dan harapan di masa yang akan datang untuk terus dapat melakukan pelestarian dan mempertahankan salah satu warisan kebudayaan lokal.
“Batu Mandi adalah suatu objek kebudayaan dan objek pemajuan kebudayaan yang lahir dalam bentuk cerita rakyat yang harus terus diceritakan dan dilestarikan sebagai salah satu identitas kebudayaan masyarakat Pesisir khususnya Lubuk Tukko Baru sekitar dan Kabupaten Tapanuli Tengah secara umum. Generasi penerus harus tahu dan mampu menumbuhkan rasa cinta terhadap batu mandi dan ceritanya, makanya mulai sekarang harus kita perkenalkan lebih luas secara berkelanjutan, dan inilah salah satu alasan kami memilih dipilihlah warga lokal yang termasuk generasi penerus sebagai peserta dalam kegiatan ini,”, ucap Aida.
Kegiatan Telusur ini kami awali dengan kegiatan workshop sederhana yang langsung dipandu oleh narasumber dan diakhiri dengan telusur langsung ke lokasi objek batu mandi menggunakan kapal stempel milik warga yang disewa, sambung aida dengan jelas.
Pantauan media sebanyak 45 peserta yang mengikuti kegiatan Telusur Cerita Rakyat Batu Mandi adalah masyarakat lokal yang sengaja diundang, sebagai narasumber adalah Bapak Edi Suarman dan tim yang merupakan warga lokal yang mengetahui cerita batu mandi di Tapanuli Tengah.
Terakhir, Aida mengungkapkan rasa terimakasih dan rasa hormat yang besar kepada Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Sumatera Utara dan juga ucapan yang sama ditujukan kepada Dinas Pendidikan Tapanuli Tengah, Bapak Camat Pandan, dan Lurah Lubuk Tukko Baru atas dukungan penuh pendanaan dan semangat yang diberikan kepada kami dalam mensukseskan kegiatan ini, serta juga dukungan fasilitas tempat kegiatam, jelas Aida.
Mudah-mudahan kegiatan ini dapat bermanfaat dan dapat berkelanjutan kepada kita semua serta kedepan kita harus bahu membahu untuk terus menceritakan dan memperkenalkan cerita rakyat batu mandi secara khusus kepada generasi penerus di Tapanuli Tengah, tutup Aida.
(ASWIN)
Redaksi : Feri Windria
Kepada Seluruh Masyarakat, Jika memiliki informasi, dan menemukan kejadian/ peristiwa penting, atau pelanggaran hukum, baik oleh warga atau pejabat pemerintah/ lembaga/penegak hukum, silahkan mengirimkan informasi ke Redaksi Mediapesisir.news berupa narasi/tulisan, rekaman video/suara, ke No telepon/WA: 0823-8508-9055
Jangan Lupa Mengirim Indensitas Lengkap, Kami menjamin kerahasiaan Identitas Narasumber.