Foto : Ilustrasi
SUMBAR – “Dua Proyek Raksasa di Sumbar yang Mengejutkan Dunia! Tol Terowongan Termegah di Asia dan Flyover Sitinjau Lauik Membawa Sumbar Menuju Abad Kejayaan”
Siapa sangka Sumatera Barat memiliki mega proyek jalan tol. Jalan Tol Padang – Pekanbaru adalah jalan tol bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera yang menghubungkan Padang dengan Pekanbaru.
Ruasnya berada di Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau melewati Lembah Anai yang merupakan deretan tebing curam yang terletak di Padang Panjang terus menyeberang jurang di Ngarai Sianok, Bukittinggi dan bersambung dengan kelok sembilan di Payakumbuh.
Tol sepanjang 255 km dengan rute Padang menuju Bukittinggi sampai ke Pekanbaru akan segera dimulai dan yang luar biasa dari proyek ini adalah adanya terowongan sepanjang 8,95 km.
Yang berada tepatnya di daerah Payakumbuh. Terowongan yang menembus Bukit Barisan tersebut akan menjadi terowongan tol pertama di sepanjang Jalan Tol Trans Sumatera dan terowongan tol terpanjang di Indonesia.
Tahap awal dilakukan peletakan batu pertama Padang-Sicincin, untuk membangun terowongan tersebut dibutuhkan dana sekitar Rp9 triliun dari total Rp78,09 triliun pembangunan keseluruhan, jadi untuk terowongan saja sudah menghabiskan dana Rp9 Triliun.
Pada tanggal 27 Oktober 2022, Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Pekanbaru – Padang Seksi 6 Pekanbaru – Bangkinang telah resmi beroperasi dan dibuka untuk umum serta belum dikenakan tarif karena masih dalam tahap uji coba.
Selain itu Provinsi Sumatera Barat tengah mempersiapkan diri untuk memasuki era baru dalam kemajuan infrastruktur dengan proyek besar Flyover Sitinjau Lauik.
Proyek di Sumatera Barat ini diproyeksikan akan menjadi salah satu flyover termegah di dunia dilihat dari bentuknya yang unik dan merah.
Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan keamanan transportasi.
Mengatasi Tanjakan Ekstrem Sitinjau Lauik Jalur Sitinjau Lauik yang menghubungkan Kota Padang dan Solok selama ini dikenal dengan tanjakan ekstremnya, mencapai gradien hingga 26%.
Jalur ini menjadi tantangan besar, terutama bagi kendaraan berat seperti truk, yang sering menghadapi kesulitan dalam menanjak atau melaju di turunan curam.
Selain itu, kondisi jalan yang berliku dan sering diliputi kabut tebal menambah tingkat kesulitan dan berisiko menimbulkan kecelakaan.
Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik dengan panjang sekitar 7,81 km dan nilai investasi sebesar Rp4,8 triliun akan mengatasi berbagai masalah tersebut.
Flyover Sitinjau Lauik di Sumatera Barat ini dirancang untuk mengurangi gradien kemiringan jalan dari 26% menjadi 8%, yang diharapkan dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan berkendara. *ra2