DUMAI – Rangkaian insiden kecelakaan kerja di sekitar lingkungan PT Kilang Pertamina Internasional (PT. KPI) RU II Dumai seakan tak kunjung berhenti. Kali ini, kabar memilukan kembali mencuat dari ruas Jalan Bukit Timah KM 13, Dumai, Senin (01/09/2025) dini hari.
Informasi yang beredar menyebutkan, seorang pekerja keamanan (security) berinisial CS, yang bertugas di bawah PT PTC/PT KPI RU II Dumai, diduga menjadi korban tabrakan saat tengah mengatur lalu lintas sistem buka-tutup kendaraan di lokasi perbaikan pipa air bersih Sei Rokan–Bukit Datuk.
Peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 05.00 WIB dalam rentang shift malam korban, yakni pukul 23.00–07.00 WIB. Diduga sebuah mobil yang melintas dari arah Medan–Dumai tak mampu mengendalikan laju kendaraan hingga menabrak CS yang saat itu sedang menjalankan tugas.
Kasus ini menambah daftar panjang dugaan kecelakaan kerja yang membayangi PT KPI RU II Dumai sepanjang Agustus – September 2025.
18 Agustus 2025, Seorang pekerja LS diduga tewas setelah terjatuh dari ketinggian dan diduga masuk ke kolam limbah panas di area kilang.
29 Agustus 2025, Seorang karyawan organik perusahaan dikabarkan mengalami kecelakaan kerja diduga akibat semburan steam.
01 September 2025, Kini giliran seorang security yang menjadi korban tabrakan saat bertugas malam di lapangan.
Tiga peristiwa beruntun dalam kurun kurang dari sebulan ini semakin menebalkan dugaan lemahnya sistem keselamatan kerja di tubuh PT KPI RU II Dumai.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum Forum Aksi Peduli Tenaga Kerja Lokal (Fap Tekal), Ismunandar, melontarkan kritik keras terhadap manajemen perusahaan, khususnya terkait penerapan sistem Health, Safety, Security, and Environment (HSSE).
“Pertanyaannya, di mana peran HSSE dalam memastikan keselamatan pekerja?. Mengatur lalu lintas proyek di jalan lintas nasional jelas penuh risiko. Apakah mitigasi bahayanya sudah benar-benar disiapkan?. Jangan sampai nyawa pekerja dianggap sepele hanya karena urusan target pekerjaan,” tegas Ismunandar.
Ia juga menilai bahwa serangkaian insiden ini menunjukkan adanya kelemahan serius dalam penerapan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
“Jujur saja, kinerja Manager HSSE PT KPI RU II Dumai itu seperti ‘telur busuk’ — tampak bagus dari luar, tapi bobrok di dalam. Semua hanya demi pencitraan dan mengejar penilaian pimpinan, sementara buruh dan pekerja lapangan yang jadi korban,” kritiknya.
Ismunandar mendesak agar DPRD, Disnaker, hingga aparat penegak hukum segera turun tangan melakukan investigasi menyeluruh.
“Tiga kali berturut-turut terjadi dugaan kecelakaan kerja dalam waktu singkat. Ini alarm keras!. Jangan tunggu korban berikutnya,” tambahnya.
Fap Tekal juga menekankan perlunya evaluasi besar-besaran terhadap seluruh sistem kerja, baik yang melibatkan pekerja mitra, kontraktor, maupun organik.
“Publik berhak mengetahui sejauh mana perusahaan benar-benar menerapkan standar perlindungan pekerja, karena ini menyangkut nyawa,” pungkasnya.
Manager HSSE PT KPI RU II saat dikonfirmasi mengatakan bahwa tanyakan kepada Kasek saja.
Sementara Area Manager Commrel PT KPI RU II saat dikonfirmasi hingga berita ini diterbitkan belum memberikan keterangan resmi dan seolah memilih bungkam.